Masyarakat di zaman sekarang ini yang katanya masyarakat modern, kiranya lebih menyukai bentuk keinginan dan kebutuhan instan. Artinya masyarakat tidak mau bersusah payah  dalam sekedar mengganjal perut. Misalnya, pada pagi hari kita mau berangkat kerja meraka lebih memilih membeli roti, atau sekedar memasak mae instans yang lebih cepat dan praktis dimakan dari pada memasak nasi/lauk dulu. Salah satunya adalah sosis.
Sosis ialah suatu makanan yang terbuat dari daging cincang, lemak hewan ternak dan rempah, serta bahan-bahan lain. Sosis umumnya dibungkus dalam suatu pembungkus yang secara traditional menggunakan usus hewan tapi dijaman sekarang sering kali menggunakan bahan sintetis, serta diawetkan dengan suatu cara misalnya dengan pengasapan atau pembekuan. Pembuatan sosis merupakan suatu Teknik produksi dan pengawetan makanan yang telah dilakukan sejak sangat lama. Dibanyak negara, sosis merupakan topping popular untuk pizza dan olahan makanan. Sosis terdiri dari bermacam macam type. Ada sosis mentah dan juga ada sosis matang
Sosis berbentuk lonjong, sedikit pipih dan memanjang. Jika dipijat maka akan terasa teksturnya yang kenyal, sedikit alot dan keras seperti daging padat. Sosis biasa disajikan dalam keadaan matang atau siap makan, namun banyak juga jenis sosis mentah yang memang khusus dibuat sebagai bahan masakan agar lebih awet disimpan.
Sosis kasar, pengolahannya lebih sederhana, yaitu menggiling lemak sampai halus kemudian mencampur dengan lemak sampai merata. Sedangkan sosis Emulsi, tahapan pencampuranna terdiri dari pencampuran, pencacahan dan pengemulsian. Berdasarkan proses pengolahannya, sosis secara umum dibedakan menjadi 4 yaitu:

 Sosis mentah (fres sausage), sosis ini merupakan sosis yang sudah diolah, namun masih mentah/tanpa pemanasan. Sosis yang direbus dan diasap (process cooking-boilling and smooking), misal; frankfuter, bologna, knackwurst. Sosis yang direbus tanpa diasap (process cooking-boilling), misalnya; beer salami, liver sausage. Sosis kering dan semi kiring (fermentasi), misalnya dry salami.


Dibanyak negara, sosis dikembangkan dengan ciri khasnya masing-masing, dengan menggunakan bumbu lokal dan dimasak sebagai masakan tradisional. Bahkan beberapa olahan sosis dinamai dengan nama kota dimana sosis itu berasal antara lain : Sosis Bologna aslinya adalah nama kota di Itali Utara, Sosis Lyon berasal dari Lyon, Perancis, di Inggris misalnya dinamakan sebagai sosis Berkshire, Wiltshire, Lincolnshire dan lain - lain.


Ternyata sosis bernuansa lokal tidak hanya ada di luar Indonesia. Kalau diluar negeri dikenal dengan nama Sosis atau Sausage, kalau di Bali namanya jadi “urutan”. Namanya “urutan” karena untuk memasukkan isi ke dalam usus babi dilakukan sedikit demi sedikit secara manual, dengan cara seolah-olah tampak seperti “diurut” . Bahan utama untuk membuat Urutan Babi atau Sosis Babi adalah usus babi, lalu didalamnya dimasukkan daging babi yang sudah diberi basa genep (bumbu lengkap ala Bali), lalu digoreng hingga matang dan berwarna kecoklatan. Namun ada cara tradisional lainnya biar urutan ini memiliki aroma khas dan pastinya jauh lebih enak. Sebelum digoreng, Urutan biasanya dijempur beberapa hari atau diasapi. Baru setelah kering, bisa digoreng.

Menurut Suparno padatahun 1998.
Sosis merupakan produk emulsi yang membutuhkan pH tinggi (diatas pH isoelektrik). Nilai pH sosis ditentukan oleh pH daging yang dipakai dalam pembuatan sosis dan kondisi daging yang pre-rigor.

Menurut Forrest et al (1975)
sosis merupakan emulsi minyak dalam air (oil in water) yang terbentuk dalam suatu fase koloid dengan protein daging yang bertindak sebagai emulsifier sehingga protein air dalam adonan sosis akan membuat matriks yang menyelubungi butiran lemak dan membentuk emulsi yang stabil. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi yang berhubungan dengan penggunaan minyak atau lemak adalah jumlah yang ditambahkan, jenis minyak atau lemak yang ditambahkan dan titik cair dari lemak atau minyak tersebut.
Sosis merupakan produk olahan yang dibuat dari bahan dasar berupa daging (sapi atau ayam) yang digiling. Pada prinsipnya semua jenis daging dapat dibuat sosis bila dicampur dengan sejumlah lemak. Daging merupakan sumber protein yang bertindak sebagai pengemulsi dalam sosis. Protein yang utama berperan sebagai pengemulsi adalah myosin yang larut dalam larutan garam. Daging yang umumnya digunakan dalam pembuatan sosis daging yang kurang nilai ekonomisnya atau bermutu rendah seperti daging sketal, daging leher, daging rusuk, daging dada serta daging-daging sisa/tetelan. Proses perebusan yang dilakukan pada pembuatan sosis ini dilakukan sebagai langkah terakhir untuk mendapatkan produk sosis. Pemasakan sosis ini bertujuan untuk menyatukan komponen adonan sosis, memantapkan warna dan menonaktifkan mikroba.
Kekenyalan dari sosis dipengaruhi oleh oleh kadar air sosis, bahan pengikat sosis yaitu susu skim bubuk dan bahan pembentuk yaitu susu skim bubuk dan tepung tapioka. Kadar air sosis menurut SNI 01-3020- 1995 adalah maksimal 67.0% bobot basah. Kadar air yang dihasilkan berasal dari air yang ditambahkan atau dari bahan-bahan yang ditambahkan dengan kandungan air yang tinggi.
Sedangkan di indonesia sosis merupakan salah satu bahan olahan yang praktis dan cukup digemari di kalangan anak-anak sampai dewasa, sebagai “jajanan” yang bergizi tinggi. Namun, hanya sedikit orang yang dapat membuat sosis, padahal cara pembuatan sosis dapat dibilang cukup mudah dengan penerapan teknologi yang sederhana. di jaman moderen seperti ini cukup mudah untuk mendapatkan sosis, banyak penjual sosis di pinggiran jalan yang menjajakan makanan sosis.
Pastinya kita sudah tidak asing lagi dengan sosis. Banyak sosis yang bisa yang bisa kita konsumsi mulai dari sosis ayam hingga sosis sapi. Sosis sangat bergizi untuk dikonsumsi karena sosis memiliki banyak kandungan protein yang bisa berfungsi untuk zat pembangun, pengangkut zat besi dan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang. Banyak makanan yang menambahkan sosis sebagai bahan pelengkap.
Roti sosis merupakan salah satu makanan berbahan sosis. Roti sosis memang menjadi salah satu cemilan yang banyak disukai masyarakat. Cemilan ini biasa dinikmati selagi hangat dan ditemani dengan cocolan saus dan mayonnaise. Roti sosis banyak ditemukan dimana mana bahkan diberbagai kedai makanan, kafe, maupun resto yang sudah menyuguhkan dalam menu nya. Makanan ini bisa menjadi Good Food Inside.

Hana N.